Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) tak masalah Pemilihan Presiden (Pilpres) berjalan hingga dua putaran. Sebab, menurut Ketua Umum APINDO Shinta Kamdani, bukan masalah jumlah putarannya, tetapi lebih ke kualitas pemilunya. "Kami melihat kalau dua duanya ada upsidenya ya. Jadi kalau satu putaran lebih cepat, anggaran pemerintah yang dipakai juga lebih sedikit, tapi kalau lebih lama, pelaku usaha yang pakai procurement juga lebih banyak," katanya kepada wartawan di Jakarta, dikutip Jumat (2/2/2024).
"Jadi, buat kami itu bukan jumlah putaran, tapi lebih ke kualitas daripada pemilu," lanjutnya. Hal yang ingin ia tekankan, pemilu kali ini tetap bisa berjalan dengan menjaga demokrasi, serta berjalan jujur dan adil. Perihal pilihan presiden para pengusaha, Shinta menegaskan posisinya tetap netral sebagai organisasi, tetapi jika soal individu, itu kembali lagi ke pribadi masing masing.
Pengusaha Soal Kemungkinan Pilpres Dua Putaran: Bukan Masalah Jumlah, Tapi Kualitasnya Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 6 Kurikulum Merdeka, Kegiatan 2 Soal Pangan Lokal Halaman all Inilah Syarat Pilpres 2024 Satu Putaran atau Dua Putaran
Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 12 Halaman 6 dan 7 Semester 2, Dialog: Offering Help/Service Halaman all Kunci Jawaban PAI Kelas 12 Halaman 31 37 Kurikulum Merdeka, Penilaian Pengetahuan Bab 1 Halaman all Syarat Pilpres Pemilu 2024 Dua Putaran
Timnas Anies Muhaimin Sebut Ahok Bukan Elit PDIP Soal Kemungkinan Koalisi di Putaran Kedua Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 14, 15, 16: Menyimpulkan Informasi Laporan Percobaan Halaman all "Saya rasa itu yang paling penting. Transparansi itu penting. Kami mendorong juga kita sebagai masyarakat Indonesia mesti mengawal proses ini. Jadi, kami lebih ke kualitas pemilunya," ujar Shinta.
Ia tak ingin pemilu kali ini menimbulkan kerusuhan. Itu menjadi hal yang penting bagi para pengusaha. Investor yang saat ini dalam posisi "wait and see", jika melihat kondisi pemilu Indonesia yang rusuh, disebut akan gusar karena hal tersebut. "Jangan sampai faktor keamanannya, jangan sampai terjadi kerusuhan. Itu yang sangat penting buat kami. Kami tidak mau Indonesia itu kemudian di mata luar, investor dan lain lain yang masih wait and see ini melihat, 'Waduh ini ada faktor keamanan yang mengganggu.' Ini yang harus kita perhatikan," kata Shinta.